Situbondo, www.teropongtimur.co.id
Hasil pemantauan di lapangan terkait pengerjaan proyek irigasi P3-TGAI di desa landangan banyak temuan dugaan tidak sesuai spektek (Selasa, 31 Mei 2022)
"Yang kerja di proyek ini berasal dari besuki 6 orang mas, dari Juglangan 4 orang dan saya sendiri dari kapongan mas" ujar pekerja yang tidak mau disebutkan mananya.
Saat Wahyudi selaku aktivis dari Situbondo menemui banyak dugaan-dugaan kejanggalan dari pengerjaan proyek P3-TGAI tersebut.
"Hari ini saya turba langsung ke lokasi sesuai janji saya akan memantau langsung semua pengerjaan proyek P3-TGAI di kabupaten Situbondo, saya menemukan fakta tidak adanya alat kelengkapan keselamatan pekerja, dugaan tidak ada fondasi pada pengerjaan dikuatkan bukti bagaimana mau digali fondasi lha wong di lokasi tidak dilakukan pengeringan terlebih dahulu alias air yang melalui irigasi, semen yang digunakan memakai merk dinamix, tidak adanya mesin pencampur semen dan pasir alias pencampurannya secara manual, para pekerja kebanyakan bukan orang sekitar desa Landangan (diduga tidak Swakelola), ini anggaran besar dari APBN, angka 195 juta untuk pengerjaan sepanjang 250 meter patutlah menjadi sorotan pihak Lembaga-lembaga, media, APH sebagai kontrol dan monitoring atas pelaksanaan program proyek P3-TGAI, mari sama-sama saling menguatkan, mengawal program P3-TGAI di kabupaten Situbondo, saya mempertanyakan fungsi petugas pendamping, pengawas dimana ??" tutur Wahyudi dengan berapi-api.
Lembaga, media dalam hal ini sebagai fungsi kontrol memberitakan, kalau ada dugaan-dugaan bisa melaporkan ketika sudah selesai serah terima namun kalau masih belum dikerjakan sesuai RAB, spektek.
Pewarta : Tim
No comments:
Post a Comment