Situbondo , www.teropongtimur.co.id
Pasangan suami istri (Anggriyanto dan Nabila Kholidh), warga Desa Peleyan, Kecamatan Panarukan, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, masih melestarikan tradisi Tedak Siten di bulan Juni. Tradisi ini dilakukan bagi bayi yang berusia 7 bulan dan baru bisa merangkak, dengan tujuan agar si bayi memiliki sifat mandiri ketika dewasa nanti.
Acara tradisi Tedak Siten digelar dengan sederhana di kediamannya di Kp.krajan Peleyan RT 01/RW 01 Desa peleyan, Kecamatan Panarukan, kabupaten Situbondo, Minggu (19 Juni 2022). Tradisi ini bagi anak pertamanya bernama Azkayra Yumna Nur Riyanto.
Setelah doa selesai, bayi dibiarkan mengambil barang – barang yang disediakan didepannya seperti buku, pulpen, tasbih dan Al Qur’an, Uang dan Biji padi agar kelak anak menjadi rajin, pintar dan tumbuh menjadi anak yang sholeha.
Proses acara selanjutnya adalah menginjak bubur. Hal ini memiliki makna tersendiri agar kaki sang bayi kuat dan kokoh saat berjalan. Tradisi ini merupakan turun temurun yang harus dilaksanakan agar sang bayi menjadi orang kuat dan bijaksana.
Bayi yang telah merayakan tradisi Tedak Siten diperbolehkan menyentuh tanah serta bermain dengan anak – anak sebayanya ditandai dengan makan bubur bersama.
Terakhir, tradisi ditutup dengan doa. Doa dipanjatkan oleh tokoh masyarakat setempat dengan tujuan agar si bayi diberikan keselamatan, kesehatan, dan kemudahan rezeki saat dewasa nanti.
Ayah si bayi, Anggriyanto mengatakan, acara ini sebagai tradisi turun-menurun. Tedak Siten dilakukan di bulan Juni menjelang bulan idul Adha.
” Kami mengikuti tradisi adat Madura dan Jawa. Saya sebagai orang tua melaksanakan kewajiban mengikuti tradisi leluhur, melestarikan budaya leluhur, yakni dengan acara Tedak Siten anak yang pertama ini,” jelasnya.
Sementara itu, orang tua (istri), Rike Frisanti, Nenek dari (Azkayra Yumna Nur Riyanto) berharap bayi ini dapat diberikan kesehatan, keselamatan, dan kemudahan rezeki saat dewasa nanti.
“Supaya diberikan kemudahan diberikan kesehatan, keselamatan, dijauhkan mara bahaya mala petaka dan dijauhkan dari penyakit lainnya,” harapnya.
Pewarta : Fajar
No comments:
Post a Comment